Wayan Koster Rayakan Hari Kasih Sayang Bali dengan Traktir Kopi Anak Muda di Denpasar

Denpasar, Bali – Dalam semangat memperingati Rahina Tumpek Krulut, yang dikenal masyarakat Bali sebagai Hari Kasih Sayang versi lokal, Gubernur Bali Wayan Koster menunjukkan kepeduliannya terhadap generasi muda dengan cara yang unik dan membumi—yakni mentraktir kopi dan makanan ringan di sebuah kedai kopi populer, Jenar Kopi, di kawasan Kaliasem, Denpasar.

Kegiatan tersebut berlangsung pada Sabtu sore, 7 Juni 2025, ketika suasana di kedai kopi sedang ramai dipadati anak-anak muda. Gubernur Koster hadir sekitar pukul 15.21 WITA dengan mengenakan pakaian kasual khas Bali. Ia disambut hangat oleh para pengunjung, sebagian besar anak muda, yang terkejut sekaligus gembira melihat orang nomor satu di Bali turun langsung ke lapangan dan berbaur dengan mereka secara santai.

Tumpek Krulut: Wujud Kasih Sayang Bali

Tumpek Krulut dalam tradisi Hindu Bali merupakan hari untuk menghormati Dewa Iswara, simbol kasih sayang dan cinta universal. Dalam perjalanannya, hari ini juga diperingati sebagai Hari Kasih Sayang Bali, sebuah upaya untuk mengangkat nilai-nilai kearifan lokal dan memperkuat jati diri budaya Bali di tengah arus globalisasi.

Dalam sambutannya kepada para pengunjung, Gubernur Koster menyampaikan bahwa traktiran kopi ini adalah bagian dari simbolisasi kasih sayang, sekaligus upaya untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat, khususnya generasi muda.

“Hari ini Tumpek Krulut, hari kasih sayang menurut tradisi Bali. Jadi saya ingin memberikan sedikit perhatian kepada anak-anak muda yang sedang berkumpul dan menikmati waktu bersama. Salah satunya ya dengan mentraktir kopi di tempat yang mereka sukai,” ujar Koster dengan senyum ramah.

Kopi, Anak Muda, dan Budaya Lokal

Jenar Kopi dipilih karena tempat ini dikenal sebagai salah satu tongkrongan favorit kalangan muda di Denpasar. Tempatnya nyaman, menunya khas lokal, dan sering menjadi tempat diskusi kreatif atau sekadar tempat istirahat setelah kegiatan kampus dan kerja.

“Anak-anak muda sekarang suka kopi. Saya pikir, dari minuman yang sederhana ini bisa terbangun komunikasi yang lebih dekat. Apalagi kopi di sini enak dan juga pakai campuran arak lokal. Ini juga bagian dari mendukung produk Bali,” jelas Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng tersebut.

Disambut Hangat oleh Generasi Muda

Respon dari anak muda yang hadir di lokasi sangat positif. Mereka mengaku tidak menyangka bisa bertemu langsung dengan Gubernur Bali dalam suasana santai seperti itu.

“Saya pikir tadi cuma orang mirip Pak Koster, eh ternyata benar beliau. Tadi sempat ngobrol dan katanya kopi favorit beliau yang pakai arak Bali. Seru banget bisa duduk bareng Pak Gubernur,” ujar Ramandika (25), salah satu pengunjung.

Menurutnya, aksi Koster bukan hanya soal traktiran kopi, tapi juga soal menunjukkan bahwa pejabat publik tidak selalu harus kaku dan formal. “Saya merasa dihargai sebagai anak muda Bali. Ada perhatian langsung dari pemimpin kami,” tambahnya.

Pesan untuk Anak Muda Bali

Tidak hanya traktiran, Koster juga menyisipkan pesan moral kepada anak-anak muda Bali. Ia mengingatkan pentingnya belajar dengan giat, bekerja dengan sungguh-sungguh, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Bali.

Wayan Koster

“Anak muda Bali harus tekun dalam pendidikan, semangat dalam berkarya, dan selalu menjaga identitas lokal. Jangan sampai larut dalam budaya luar yang mengikis karakter kita sendiri,” tegasnya.

Koster berharap agar generasi muda Bali menjadi agen perubahan yang membawa daerahnya ke arah yang lebih baik, tetapi tetap berpijak pada akar tradisi.

Aksi Simbolis dengan Makna Mendalam

Traktiran kopi ini bukan sekadar aksi populis. Ini adalah bagian dari strategi Gubernur Koster untuk terus menghidupkan dan menyemai nilai-nilai lokal dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, terutama generasi milenial yang cenderung terbuka terhadap budaya global.

Dengan cara yang sederhana namun bermakna ini, Koster menunjukkan bahwa kasih sayang bisa diwujudkan dalam bentuk nyata, dan tradisi tidak harus kaku—ia bisa berjalan berdampingan dengan gaya hidup kekinian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Like